Sunday, December 27, 2009

CERPEN: WAKTU CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI

Di pagi yang cerah ini, hatiku sangat bahagia. Sudah lama aku tidak merasakan kebahagiaan yang seperti ini semenjak berpisah dengan Aya, gadis cantik bernama lengkap Nurul Badriah yang lebih senang dipanggil dengan nama panggilan itu. Sambil mengendarai sepeda motor matic, aku melamun.

Saat di SMA (Sekolah Menengah Atas) dulu, aku dan Aya sempat merajut kasih. Lalu pada saat aku lulus SMA dan melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia, hubungan kami terputus begitu saja.

Kini di masa kuliah, Aya yang dulu adalah adik kelasku di SMA ternyata memilih universitas yang sama denganku. Bukan hanya itu saja, gadis berwajah manis dengan rambut panjang bergelombang itu juga memilih fakultas dan program studi yang sama denganku, yaitu FIB (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Program Studi Sastra Indonesia.

Pertemuan kembali kami di kampus yang sama membuat hatiku bergetar. Hatiku kembali merasakan cinta yang dulu pernah singgah namun terbang entah ke mana. Kini cinta itu bersemi kembali dan aku bertekad untuk mendapatkan cinta itu lagi. Berbagai macam usaha aku lakukan untuk meyakinkan gadis langsing berkulit putih itu. Dan akhirnya, aku berhasil mendapat kepercayaannya lagi dan cinta kami pun bersemi kembali. Banyak orang meyebut kejadian itu CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Namun bagiku, kejadian itu kusebut NNJKKM (Nyang Namenye Jodo Kagak Ke Mane).

Tersadar dari lamunanku, aku mencaci maki diri sendiri karena sempat-sempatnya melamun saat mengendarai sepeda motor. Untung saja tidak terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan, seperti menabrak trotoar, mobil, sepeda motor lain, dan polisi lalu lintas. Tujuanku dalam perjalanan pagi hari ini adalah rumah perempuan paling baik hati se-dunia. Aku akan menjemputnya untuk pergi ke kampus bersama-sama.

Akhirnya aku sampai di rumah Aya pada 06.30. Rumahnya terletak di daerah Jagakarsa. Rumah itu ada di dalam sebuah gang yang tidak terlalu sempit dan tidak terlalu jauh dari mulut gang. Tempat berlindung dan berteduh itu menghadap ke Timur. Dapat kusimpulkan karena jendela dan pintu utama serta pagar rumah itu menghadap ke arah matahari terbit.

Ku parkirkan sepeda motorku di depan pagar rumahnya. Rumahnya sederhana, tidak mewah tetapi tidak miskin juga. Pagar rumahnya terbuat dari besi yang berbaris dan dari dalam rumah dipasang fiber glass agar pagar itu tak memperlihatkan pemandangan di teras rumah. Pagar itu tingginya 1 m dan berdiri mengelilingi rumah tak bertingkat yang dicat tembok warna merah muda (pink).

Lantai teras rumah itu merupakan susunan yang rapih keramik-keramik berwarna merah tua. Di tengah teras itu terdapat satu set bangku kayu beserta mejanya yang terlihat baru. Satu set bangku tersebut terdiri dari satu buah bangku panjang yang bisa diduduki tiga orang, dan dua bangku kecil untuk satu orang. Bangku-bangku itu masih merapat pada meja. Mungkin karena masih pagi jadi bangku-bangku kayu itu belum disusun sesuai tempat seharusnya. Posisi tersebut tidak memungkinkan bangku-bangku kayu itu untuk diduduki.

Pada bagian pojok kanan teras terdapat sebatang pohon jambu air yang tak terlalu besar. Aku perkirakan pohon itu adalah pohon cangkokan, karena pohon berukuran sedang itu sudah banyak menghasilkan buah jambu air yang bisa dibilang banyak. Pohon itu ditanam di sebuah pot yang lebih meyerupai setengah bagian drum. Di sekitar pohon jambu itu juga terdapat tanaman-tanaman hias seperti anturium Wave Of Love Giant, mawar, anggrek, kamboja kecil, dan lain sebagainya.

Lantai teras rumah Aya terlihat masih berdebu dan terdapat kotoran yang menunjukkan ceplakan ban motor. Mungkin ayah Aya meninggalkan kotoran itu saat memasukkan motornya ke dalam rumah. Kuliahat kotoran itu panjang sampai ke pintu rumah.

Aku mengucap salam dan tak lama kemudian Aya keluar. Dia terlihat cantik pagi hari ini. Pakaiannya terlihat baru. Dia mengenakan kaos biru muda yang dilapisi oleh kardigan hitam. Bawahannya mengenakan celana jins biru tua. Sandal di kakinya juga terlihat baru. Mungkin semua telah ia persiapkan untuk sekarang, hari pertamanya kuliah.

Kami berdua pergi menuju kampus. Di kampus kami kuliah di ruang yang berbeda dan berpisah untuk sementara. Kebetulan pada hari ini aku dan dia selesai kuliah pada waktu yang sama, yaitu pukul 11.45. Setelah itu kami janjian untuk makan siang di kantin. Setelah makan siang kami pulang. Aku mengantarkan Aya ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Aya, aku melihat ada banyak perubahan pada teras rumahnya. Satu set bangku beserta mejanya kini tak lagi salig merapat. Bangku-bangku itu kini sedikit merenggang dari meja. Hal itu memudahkan orang yag ingin duduk di bangku itu. Lantai teras pun kini sudah bersih dari debu dan kotoran. Lantai teras itu terlihat bersih seperti habis di pel. Daun-daun jambu air yang tadi pagi berserakan di teras juga sudah tidak ada lagi. Tanaman-tanaman hias juga tampak jauh lebih segar karena telah disiram.

Di pojok kiri teras kini terdapat sebuah jemuran besi lipat yang penuh dengan pakaian. Tadi pagi jemuran itu belum ada, mungkin disimpan di dalam rumah. Pakaian-pakaian pada jemuran itu terlihat sudah agak kering.

Setelah mengantar Aya pulang, aku segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamarku dan melemparkan tas ke samping tempat tidur. Setelah itu aku meloncat ke atas kasur dan tak lama kemudian aku tertidur.

Pada saat aku terlelap, telepon genggamku tiba-tiba saja berbunyi. Aku lagsung terbangun mendengarnya karena bunyi telepon genggamku sudah kuatur dengan volume suara yang paling kencang. Kulihat ke layar alat komunikasi itu. Rupanya panggilan masuk dari Aya. Kuangkat telepon genggamku dengan segera setelah mengetahui itu.

Aya memintaku untuk menemaninya ke toko buku. Aku menyanggupinya karena tak mungkin bagiku untuk menolak keinginan orang yang kucinta. Aku pun bangun dari tempat tidurku lalu menuju kamar mandi untuk buanng air, cuci muka, dan merapikan diri. Saat aku sudah rapi, kulihat jam di dinding rumah. Rupanya sekarang pukul 18.03. Sebelum berangkat ke rumah Aya aku memutuskan untuk solat Maghrib terlebih dahulu.

Pukul 18.30 aku sampai di rumah Aya. Aya pun langsung keluar rumah setelah mendengar bunyi motorku. Ketika hendak pergi, aku menyempatkan untuk memperhatikan teras rumahnya.

Kini teras rumahnya juga menampakkan beberapa perubahan dari tadi siang. Di teras itu kini terdapat sebuah sepeda motor milik ayah Aya. Hal itu menandakan bahwa ayahnya sudah pulang dari tempat kerjanya. Bangku-bangku dan meja juga terlihat sedikit berantakan. Kuperkirakan hal itu terjadi karena ada yang menduduki bagku-bangku tersebut sebelum aku datang. Dan kulihat ada dua cangkir dan satu asbak di atas meja tersebut. Daun-daun jambu air juga sudah mulai berserakan kembali di lantai. Jemuran besi juga sudah tak ada lagi di pojok kiri rumah. Setelah selesai memperhatikan, aku pun pergi bersama Aya menuju toko buku di kawasan Cilandak.

Di toko buku Aya mencari buku untuk kuliah yang dicarinya. Setelah membelinya Aya mengajakku untuk pulang, namun kubilang padanya aku tak mau pulang dulu. Saat itu perutku lapar sekali karena belum sempat makan. Akhirnya aku dan Aya makan malam dulu sebelum pulang di rumah makan Padang di kawasan Kampung Kandang. Setelah selesai makan kami pun pulang. Aku mengantar Aya kembali ke rumahnya.

Kami sampai pukul 20.30. Setelah itu kami duduk-duduk di bangku teras. Saat pukul 21.30 aku pamit pulang pada Aya. Seperti biasa, sebelum pulang aku memperhatikan terlebih dahulu rumahnya.

Kini kotoran bekas ban motor muncul kembali. Bangku-bangku juga sudah rapat kembali dengan meja karena tadi aku sendiri yang mengangkatnya. Lalu hordeng di balik jendela juga sudah tertutup. Lampu teras sudah menyala sejak aku meninggalkan rumahnya tadi sore. Daun-daun jambu juga sudah banyak berserakan di lantai. Setelah puas memperhatikan itu semua aku pun pulang.

Di perjalanan aku tersadar bahwa waktu mempunyai peranan penting dalam dunia ini. Waktu bisa mengubah segalanya. Tempat, kondisi, cuaca, fisik manusia, dan sifat manusia semuanya bisa diubah oleh waktu. Tak ada yang tak dapat diubah oleh waktu. Begitu juga cinta yang dulu pernah hilang kini diubah oleh waktu hingga cinta itu datang kembali.

3 comments:

  1. cerpen yg menarik gan,,, saya harap agan mau berkunjung balik ke blog saya www.ankurniawan.blogspot.com dan berikan sedikit komentar....TERIMA KASIH

    ReplyDelete